Pages

Sabtu, 18 Desember 2010

Kemacetan akibat Aktifitas Antar Jemput Sekolah

Kondisi kemacetan lalu lintas di Surabaya ternyata tidak sekedar fenomena biasa. Hal ini tercermati apabila kita bisa memperhatikan lebih dalam lagi bahwa penyebab lain adalah karena kegiatan antar jemput para siswa sekolah oleh para wali murid atau setidaknya yang dipercaya wali murid tersebut.
Mobil-mobil pribadi membanjiri sekolah-sekolah ini di saat jam-jam masuk dan pulang sekolah. Banyak solusi coba ditawarkan dan melihat hal tersebut, semestinya kita berempati untuk membantu alternatif solusi atas permasalahan tersebut.
Berikut petikan referensi kondisi tersebut yang bersumber dari Media Surya edisi Jumat, 10 Desember 2010.

 

Kemacetan akibat terbatasnya Lahan Parkir Sekolah

Keberadaan sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya telah menjadi pemicu kemacetan. Kemacetan berlangsung hingga berjam-jam. Ini terjadi saat jam masuk dan pulang sekolah. Bahkan begitu parahnya, kemacetan merembet hingga jalan utama.
akibatnya masyarakat umum yaitu para pengguna jalan yang tidak terkait dengan sekolah tersebut dibuat tidak nyaman dengan semrawutnya lalulintas. Mereka kecewa dengan pihak sekolah yang tidak mengatasi kemacetan ini.
Antrean panjang mobil yang mengantar dan menjemput siswa di sekolah-sekolah tersebut dianggap biasa. “Saya tiap hari lewat Jalan Darmo. Kalau pas jam pulang sekolah siang, kira-kira setengah jam tertahan di jalur macet ini. Kadang ada polisi. Tetapi, lebih sering tidak ada sehingga kian semrawut,” kesal Budi Hartono, salah satu pengguna jalan kepada Surya, Kamis (9/12).
Selain kemacetan di Jl Darmo karena antrean kendaraan penjemput sekolah Santa Maria (SD sampai SMA), sejumlah sekolah lain juga memicu kemacetan yang sama. Setiap jam-jam rawan masuk sekolah dan pulang yakni mulai pukul 06.30 sampai pukul 07.30, kemacetan tak terbendung. Begitu juga saat pulang sekolah mulai pukul 12.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB.
Sebagaimana disampaikan Kasat Lantas Polrestabes, Surabaya AKBP Valentino Tatareda, di antara sekolah yang memicu kemacetan di Surabaya adalah Mimi School dan SMP-SMA Petra, di kawasan Jl HR Muhammad. SMA Khadijah di Jl SMEA Wonokromo, SD-SMA Muhammadiyah 2 di Jl Pucang Anom, SMP-SMA Bhayangkari di jalur utama Jl A Yani, serta SMP – SMA Santa Louis di Jl Polisi Istimewa.
Dari pantauan Surya sebagian besar sekolah yang memicu kemacetan di Surabaya tersebut rata-rata tergolong sekolah favorit. Jumlah siswa yang diantar dengan mobil pribadi jumlahnya mencapai ratusan. Sementara sekolah tak memiliki lahan parkir yang memadai.
Kemacetan diperparah karena sejumlah siswa kadang enggan turun agak jauh dari lokasi sekolah. “Saya perhatikan, banyak mobil antre semua baru mau turun saat di pintu masuk sekolah. Ini biasanya dari keluarga bos-bos. Setidaknya kalau berhenti agak jauh dari sekolah, kemacetan tidak makin panjang dan tidak lama,” ungkap salah satu guru di SMA Santa Maria.
Untuk mengurangi kemacetan di sekolahnya, Humas SMA Santa Maria, Rudy Prasetya, menyiasatinya dengan mengawali jam masuk sekolah. Sebelumnya pukul 07.40 WIB sekarang maju 07.35. Tetapi ini tak membawa pengaruh signifikan karena tetap macet. “Memang lahan parkir kami yang tak memadai,” ujar Prasetya.
Begitu memasuki jam masuk dan pulang sekolah, kemacetan di Jl Darmo semakin menggila. Bahkan badan jalan itu selalu dijejali deretan mobil pengantar siswa.
Hal yang sama terjadi di sepanjang Jl Pucang Anom. Setiap jam pulang dan masuk sekolah, jalan ini dijubeli ratusan mobil. SD Muhammadiyah 4 dan SMA Muhammadiyah 2 menjadi pemicu kemacetan. Kepala SMA Muhammadiyah 2, Fathur Rohim, meminta maaf kepada pengguna jalan. “Kami berkali-kali mengimbau agar tidak perlu membawa mobil. Tetapi hal ini sulit karena menyangkut pribadi seseorang. Tetapi, kami sudah koordinasi dengan kepolisian dan Dishub. Sekarang di Pucang Anom menjadi satu arah,” ucap Rohim.
Pernyataan yang sama disampaikan Solihin Fanani, Kepala SD Muhammadiyah 4. Dari jumlah siswanya sebanyak 1.400 anak, hampir semua datang dan pulang diantar dengan mobil. Jika di waktu yang sama mobil ini datang secara bersamaan, kemacetan bisa sampai perempatan lampu merah Pucang Anom.
“Ini diluar kemampuan kami. Namun, kita sedang siapkan lahan parkir yang memadai dengan membeli lahan di sekitar sekolah. Untuk mengurangi kemacetan, 4 satpam kita terjunkan langsung ke jalan untuk mengatur. Kami juga berkoordinasi dengan Polsek setempat,” kata Solihin.fai

 

Perlu Kendaraan Penjemput Masal

Kemacetan akibat menumpuknya ratusan kendaraan di sekolah-sekolah menjadi perhatian serius Polrestabes Surabaya.
Bahkan Kasat Lantas Polrestabes AKBP Valentino Tatareda berkali-kali meminta kesadaran pihak sekolah untuk ikut memerhatikan kamacetan.
Sebab, kamacetan tidak hanya mengundang kekecewaan pengguna lain, tetapi juga membuat tidak nyaman seluruh pengguna jalan. Namun, imbauan ini sama sekali tidak menyelesaikan persoalan utama. Akhirnya, pihak kepolisian yang mengalah untuk menerjunkan anggotanya di titik-titik rawan macet.
“Dalam hitungan kami ada 13 titik sekolah yang memicu kemacetan. Jam paling rawan adalah jam datang dan pulang sekolah,” ungkap Valentino pasrah.
Meski demikian, Polrestabes terus menyosialisasikan agar sekolah mau menerapkan kendaraan jemputan massal.
“Solusi yang paling masuk akal adalah menyediakan jemputan yang bisa mengangkut banyak siswa. Kalau sistem antar jemput massal ini bisa diterapkan, kamacetan bisa dihilangkan. Tapi semua sulit direalisasikan,” lanjutnya.
Hingga saat ini, hampir semua sekolah tidak menyediakan jasa jemputan massal ini. Humas SMA Santa Maria, Rudy Prasetya, mengaku tidak memiliki mobil tersebut.
Kepala SD Muhammadiyah 4, Solihin Fanani, juga belum menyediakan. “Siswa kami masih kecil dan hampir semua diantar pakai mobil. Ini yang tampaknya lebih nyaman bagi keluarga,” kata Solihin.nfai

Referensi : http://probolecturing.wordpress.com/2010/12/10/kemacetan-akibat-aktifitas-antar-jemput-sekolah/

2 komentar:

  1. salam balik gan .. makasih ya dah mampir di blog ane .. sering2 dong mampir .. hehe .. salam blogger

    BalasHapus
  2. oke mas,.. tengkyu,.

    BalasHapus